Nur Holilah
Informatics Engineering -University Muhammadiyah Jakarta
Kamis, 06 April 2017
Story of clouds and the blue sky
Pernahkah kalian menyadari betapa romantisnya awan dan langit?
Betapa mereka saling mengisi satu sama lain.
Awan yang setia menemani langit ketika biru, jingga, dan hitam melukis langit.
Sering kali langit merasa bersalah karena awan tertutup putihnya oleh langit, tapi awan hanya tersenyum pada langit dan berkata “tak apa selama kamu senang”
Sungguh aku iri melihat betapa beruntungnya langit memiliki awan yang begitu sabar mendampinginya.
Lantas aku bertanya pada mereka “kenapa kalian hanya diam berdampingan, tak inginkah kalian menyatu?”
Mereka pun hanya tersenyum dan Langit menjawab “Tak beda dengan manusia, kami pun memang ditakdirkan bersama tanpa ikatan. Biarlah kami menjadi cerita orang-orang di bumi yang terpisahkan oleh apapun.” Aku pun pulang dengan kepahitan. Betapa tabahnya mereka bersama menahan rasa masing-masing. .
Selasa, 20 September 2016
Lost Things
Do you know when you've lost something -- like your favorite T-Shirt or a set of keys-- and while looking for it, you come across something else you once missed but have long since forgotten?
Well whatever it was, there was a point where you decided to stop searching, maybe because it was no longer required or a new replacement was found. It is almost as if it never existed in the first place-- until that moment of rediscovery, a flash of recognition.
Everyone has one-- an inventory of lost things waiting to be found. Yearning to be acknowledged of the worth they once held in your life.
I think this is where i belong -- among all your other lost things.
A crumpled note at the bottom or a drawer or an old photograph pressed between the pages of a book .
Well whatever it was, there was a point where you decided to stop searching, maybe because it was no longer required or a new replacement was found. It is almost as if it never existed in the first place-- until that moment of rediscovery, a flash of recognition.
Everyone has one-- an inventory of lost things waiting to be found. Yearning to be acknowledged of the worth they once held in your life.
I think this is where i belong -- among all your other lost things.
A crumpled note at the bottom or a drawer or an old photograph pressed between the pages of a book .
I hope someday you'll find me and remember what i once meant to you .
Rabu, 13 Juli 2016
Quotes . .
Terkadang angka atau tanggal begitu sangat penting..
akan terasa berharga detik demi detik setelah lama tidak ada pertemuan.
Dan sampai saat ini ternyata waktu tidak bisa mengusik hati.
Rasa rindu bahkan menjadi badai. Dan sayang yang tak memudar.
akan terasa berharga detik demi detik setelah lama tidak ada pertemuan.
Dan sampai saat ini ternyata waktu tidak bisa mengusik hati.
Rasa rindu bahkan menjadi badai. Dan sayang yang tak memudar.
Rindu (Lagi)
Malam nanti kau akan jatuh cinta
Pada sepi sunyi
Pada sendirimu menunggu pagi
Kau tinggal berdua saja dengan detak jantungmu, dan ia membisikkan sesuatu:
Namaku.
Lalu kau tahu kau jatuh cinta. Lagi.
Pada segala semesta tempatku berada.
Pada sepi sunyi
Pada sendirimu menunggu pagi
Kau tinggal berdua saja dengan detak jantungmu, dan ia membisikkan sesuatu:
Namaku.
Lalu kau tahu kau jatuh cinta. Lagi.
Pada segala semesta tempatku berada.
Kamis, 19 Mei 2016
Untukmu Yang Berulang Kali Membuatku Jatuh Hati
Selamat malam untukmu yang jauh dari pelukan ...
Ini tulisanku tentang kamu yang entah sudah sampai di aksara keberapa.
Aku hanya sekedar penulis biasa, yang hanya bisa memujamu dengan aksara.
Aku sudah mahir menuliskan tentangmu, bahkan diammu sekalipun mampu kuaksarakan .
Mungkin, untuk orang sepertimu, ini hanyalah tulisan tanpa arti yang sedkit atau memang berlebihan untuk dibaca.
Namun, untuk beberapa orang penikmat, atau bahkan peramu aksara seperti aku ini adalah nyawa, rasa, atau bahkan wicara yang hanya dengan menulis mereka bsa mengungkapkan segalanya .
Kamu masih kesulitan memahami duniaku?
Mari aku ajarkan membuat puisi, dan nanti buatkan satu untukku..
Untuk kamu, yang sedang jauh dari tatapan..
Aku merindukanmu. . .
Malam ini, angin begitu tenang hingga rinduku mungkin bisa saja terdengar. Aku merindukan segala malam tentang kita.
Aku rindu memelukmu kala malam.
Aku rindu tawamu, rasa acuhmu, segalanya tentangmu yang tak bisa datang sendiri dan menunggu untuk kucari.
Kau tau aku mencintaimu.
Mencintai caramu berpikir, mencintai caramu menyikapi waktu, dan lagi-lagi segalanya.
Aku suka menuliskan tentangmu.
Aku suka caramu bertutur, aku suka caramu mengalah untukku, aku suka caramu merengkuhku di malam dingin hingga aku terbuai, larut dalam pelukan hangatmu.
Aku suka caramu menatap dunia, dan lagi-lagi… aku jatuh cinta padamu untuk yang kesekian kali.
Kamu selalu tau cara membuat aku menangis sedih, namun kamu juga selalu tau cara untuk membuatku menginginkanmu kembali.
Kamu selalu tau bagaiamana cara membuat aku takut kehilanganmu.
Kamu selalu tau kapan waktu disaat aku benar-benar bisa jatuh hati padamu di ujung waktu, dan kamu selalu punya seribu cara membuat aku menangis bahagia karenamu.
Untuk kamu, yang sedang kucintai hatinya..
Kamu tau, aku selalu menyayangimu. Seolah tanpa berakhir, seperti tdak pernah terpikir.
Kamu tau, aku selalu memperhatikan setiap inchi perpindahanmu.
Ingatlah bahwa ketika aku bertanya tentang sesuatu yang akan kamu lakukan, bukan berarti aku hanya sekedar ingin tahu.
Lebih dari itu, aku mengkawatirkanmu. Mengkhawatirkan setiap apa yang kamu lakukan.
Untuk kamu yang sedang kutuliskan ceritanya..
Entah akan jadi apa kita selanjutnya.
Entah apa rencana Tuhan dalam menjadikanmu sebagai siapa nanti. Apapun, ketika waktu mulai menjawab dan keadaan mulai bisa menerima siapa kita.
Untuk saat ini, biarkan aku merasa cukup dengan kita.
Tolong, jangan pernah memaksaku untuk mencari siapa dan apa yang terbaik melebihi kamu.
Aku hanya mahir menuliskan sebuah impian, cerita tentangmu, luka yang membalut setiap cerita dan ketika nanti akan tiba masanya aku akan menjemput masa itu.
Entah masih tetap memperjuangkanmu sebagai seseorang yang kuminta namanya pada Tuhan atau hanya sebatas memasuki hatimu sebagai tempat singgah
Yang jelas, aku cukup bahagia bersamamu—saat ini; papun kita.
Maafkan aku atas segala sikapku yang kerapkali tidak menyenangkanmu,maafkan aku yang tak bisa memahami bagaimana cara untuk tunjukkan maksudku.
Maafkan aku dan rasaku atas keadaan ini..
Selamat malam, kamu yang berulang kali membuat aku jatuh hati.
Ini tulisanku tentang kamu yang entah sudah sampai di aksara keberapa.
Aku hanya sekedar penulis biasa, yang hanya bisa memujamu dengan aksara.
Aku sudah mahir menuliskan tentangmu, bahkan diammu sekalipun mampu kuaksarakan .
Mungkin, untuk orang sepertimu, ini hanyalah tulisan tanpa arti yang sedkit atau memang berlebihan untuk dibaca.
Namun, untuk beberapa orang penikmat, atau bahkan peramu aksara seperti aku ini adalah nyawa, rasa, atau bahkan wicara yang hanya dengan menulis mereka bsa mengungkapkan segalanya .
Kamu masih kesulitan memahami duniaku?
Mari aku ajarkan membuat puisi, dan nanti buatkan satu untukku..
Untuk kamu, yang sedang jauh dari tatapan..
Aku merindukanmu. . .
Malam ini, angin begitu tenang hingga rinduku mungkin bisa saja terdengar. Aku merindukan segala malam tentang kita.
Aku rindu memelukmu kala malam.
Aku rindu tawamu, rasa acuhmu, segalanya tentangmu yang tak bisa datang sendiri dan menunggu untuk kucari.
Kau tau aku mencintaimu.
Mencintai caramu berpikir, mencintai caramu menyikapi waktu, dan lagi-lagi segalanya.
Aku suka menuliskan tentangmu.
Aku suka caramu bertutur, aku suka caramu mengalah untukku, aku suka caramu merengkuhku di malam dingin hingga aku terbuai, larut dalam pelukan hangatmu.
Aku suka caramu menatap dunia, dan lagi-lagi… aku jatuh cinta padamu untuk yang kesekian kali.
Kamu selalu tau cara membuat aku menangis sedih, namun kamu juga selalu tau cara untuk membuatku menginginkanmu kembali.
Kamu selalu tau bagaiamana cara membuat aku takut kehilanganmu.
Kamu selalu tau kapan waktu disaat aku benar-benar bisa jatuh hati padamu di ujung waktu, dan kamu selalu punya seribu cara membuat aku menangis bahagia karenamu.
Untuk kamu, yang sedang kucintai hatinya..
Kamu tau, aku selalu menyayangimu. Seolah tanpa berakhir, seperti tdak pernah terpikir.
Kamu tau, aku selalu memperhatikan setiap inchi perpindahanmu.
Ingatlah bahwa ketika aku bertanya tentang sesuatu yang akan kamu lakukan, bukan berarti aku hanya sekedar ingin tahu.
Lebih dari itu, aku mengkawatirkanmu. Mengkhawatirkan setiap apa yang kamu lakukan.
Untuk kamu yang sedang kutuliskan ceritanya..
Entah akan jadi apa kita selanjutnya.
Entah apa rencana Tuhan dalam menjadikanmu sebagai siapa nanti. Apapun, ketika waktu mulai menjawab dan keadaan mulai bisa menerima siapa kita.
Untuk saat ini, biarkan aku merasa cukup dengan kita.
Tolong, jangan pernah memaksaku untuk mencari siapa dan apa yang terbaik melebihi kamu.
Aku hanya mahir menuliskan sebuah impian, cerita tentangmu, luka yang membalut setiap cerita dan ketika nanti akan tiba masanya aku akan menjemput masa itu.
Entah masih tetap memperjuangkanmu sebagai seseorang yang kuminta namanya pada Tuhan atau hanya sebatas memasuki hatimu sebagai tempat singgah
Yang jelas, aku cukup bahagia bersamamu—saat ini; papun kita.
Maafkan aku atas segala sikapku yang kerapkali tidak menyenangkanmu,maafkan aku yang tak bisa memahami bagaimana cara untuk tunjukkan maksudku.
Maafkan aku dan rasaku atas keadaan ini..
Selamat malam, kamu yang berulang kali membuat aku jatuh hati.
Selasa, 10 Mei 2016
Quotes
Entah mengapa rindu ini begitu menusuk hati hingga menembus jantung . Semoga saja bukan berarti aku akan kehilanganmu kekasih .....
Minggu, 24 April 2016
Aku lelah berpisah, aku tak tahu lagi jelasnya suatu arah. Memikirkan kata 'pisah’ seperti ada ketidakrelaan yang menggantung ditiap hurufnya.
Kepada yang masih ada di sudut pikirku,
Nada-nada pasrah dari kisah kita akhirnya menyerah. Katanya kita terlalu cepat mengakhiri sesuatu yang belum pantas berakhir, mereka tak ingin lagi mangkir dari garis takdir. Jika dulu kita lelah melanjutkan kisah, kini kita lelah berpisah. Saat ego mengijinkan kita terpisah, rasa yang dulu tersembunyi oleh gengsi bahwa kita masih saling mengingini kini semakin bertambah. Aku percaya, hadirnya jurang pemisah bukan tanpa suatu tujuan yang tidak beralasan. Itu mungkin hanya jeda yang melatih hati agar semakin dewasa. Agar kita sama-sama menjadi pemerhati yang peduli akan kondisi hati. Agar kita tahu seberapa besar cinta yang tersembunyi selama ini. Agar kita tahu selama apa hati telah absen mengungkapkan opininya sendiri.
Kita tidak akan pernah saling mencari lagi jika kita tidak benar-benar masih saling mengingini kan? Karena aku tahu, pada yang selain kamu hati tak bekerja sesempurna itu sebagai rumah untuk cinta. Karena kamu pun mengaku, pada yang selain aku rasa yang kau edarkan hanya sebatas rangkaian palsu. Kita pun sama-sama tahu, ada pekerjaan besar menunggu untuk melahirkan perbaikan-perbaikan bagi sebuah hubungan yang sempat kita sepelekan. Kita pun sama-sama tahu, kesempatan tidak datang dua kali pada yang berniat menyia-nyiakan.
Kita adalah dua anggota pasukan rasa yang melebur jadi satu nyawa. Untuk ketidakakuran yang sering kali menyakitkan, semoga pada detik berikutnya kedewasaan bisa mengalahkan. Mendahulukan hati, menomorduakan gengsi, dan menaruh urusan-urusan pribadi pada urutan yang kesekian. Aku tidak akan menaruh janji, aku tidak akan mengecap kata ‘selamanya’ pada garis edar hubungan kita. Aku tidak akan mempertanyakan pada Tuhan bagaimana nantinya akan berkelanjutan. Yang aku tahu, aku tak pernah memiliki rasa lelah untuk berpisah dengan sesiapa terkecuali kamu.
Aku lelah berpisah, aku tak tahu lagi jelasnya suatu arah. Memikirkan kata 'pisah’ seperti ada ketidakrelaan yang menggantung ditiap hurufnya. Aku masih memikirkan kelanjutan cerita kita.
Yang pernah jadi perempuanmu.
Nada-nada pasrah dari kisah kita akhirnya menyerah. Katanya kita terlalu cepat mengakhiri sesuatu yang belum pantas berakhir, mereka tak ingin lagi mangkir dari garis takdir. Jika dulu kita lelah melanjutkan kisah, kini kita lelah berpisah. Saat ego mengijinkan kita terpisah, rasa yang dulu tersembunyi oleh gengsi bahwa kita masih saling mengingini kini semakin bertambah. Aku percaya, hadirnya jurang pemisah bukan tanpa suatu tujuan yang tidak beralasan. Itu mungkin hanya jeda yang melatih hati agar semakin dewasa. Agar kita sama-sama menjadi pemerhati yang peduli akan kondisi hati. Agar kita tahu seberapa besar cinta yang tersembunyi selama ini. Agar kita tahu selama apa hati telah absen mengungkapkan opininya sendiri.
Kita tidak akan pernah saling mencari lagi jika kita tidak benar-benar masih saling mengingini kan? Karena aku tahu, pada yang selain kamu hati tak bekerja sesempurna itu sebagai rumah untuk cinta. Karena kamu pun mengaku, pada yang selain aku rasa yang kau edarkan hanya sebatas rangkaian palsu. Kita pun sama-sama tahu, ada pekerjaan besar menunggu untuk melahirkan perbaikan-perbaikan bagi sebuah hubungan yang sempat kita sepelekan. Kita pun sama-sama tahu, kesempatan tidak datang dua kali pada yang berniat menyia-nyiakan.
Kita adalah dua anggota pasukan rasa yang melebur jadi satu nyawa. Untuk ketidakakuran yang sering kali menyakitkan, semoga pada detik berikutnya kedewasaan bisa mengalahkan. Mendahulukan hati, menomorduakan gengsi, dan menaruh urusan-urusan pribadi pada urutan yang kesekian. Aku tidak akan menaruh janji, aku tidak akan mengecap kata ‘selamanya’ pada garis edar hubungan kita. Aku tidak akan mempertanyakan pada Tuhan bagaimana nantinya akan berkelanjutan. Yang aku tahu, aku tak pernah memiliki rasa lelah untuk berpisah dengan sesiapa terkecuali kamu.
Aku lelah berpisah, aku tak tahu lagi jelasnya suatu arah. Memikirkan kata 'pisah’ seperti ada ketidakrelaan yang menggantung ditiap hurufnya. Aku masih memikirkan kelanjutan cerita kita.
Yang pernah jadi perempuanmu.
Langganan:
Postingan (Atom)